Kita tak selalu harus menciptakan gemuruh taufan untuk mengguncang dunia. Kadang, dentuman-dentuman kecil seperti Madleen-lah yang bisa menyalakan gelombang berikutnya.
Taufan dan Dentuman yang Menggetarkan Sejarah
Kita tak harus menciptakan gemuruh taufan dan menunggu badai untuk mengguncang nurani dunia. Justru dari dentuman-dentuman kecil yang kita ciptakan, di komunitas, di kantor, di ruang kelas, di layar ponsel, di jalanan kota, di doa dan karya, suara kemerdekaan Palestina bisa terus hidup, menjalar, membesar, hingga menjadi gemuruh yang tak bisa lagi dibungkam.
Dunia Masih Retak, dan Suara Dentuman Sedang Mengalir Deras dari Celahnya
Dalam konser-konser musik internasional, para musisi besar, dari Amerika hingga Korea, juga mengalirkan dentumannya. Di lapangan sepakbola, bendera Palestina dikibarkan sebagai bentuk deklarasi dan simbol keberpihakan nurani. Di layar-layar besar stadion, di lengan pemain, bahkan dalam selebrasi gol, dentuman-dentuman itu terus mengalir deras, tak lagi bisa dihentikan.
Bayangkan! Dari miliaran manusia di dunia, hanya satu-dua orang yang benar-benar berani menembus blokade Gaza dengan kapal kecil bernama Madleen. Sebuah tindakan kecil, tapi mengguncang peta keberanian global.
Dan kini, Madleen berlayar. Dihadang? Ya, Tapi gelombang ledakannya akan jauh lebih sulit dibendung.
Dentuman-dentuman Kecil yang Menyalakan Perlawanan
Tak semua orang berhak mengangkat senjata, tapi semua orang sangat berhak mengangkat suara. Dan suara itu kini punya banyak wujud: tulisan, desain, panggung, forum, mimbar, film, bahkan obrolan warkop. Di mana pun, kapan pun, dan dengan cara apa pun, kita HARUS memilih untuk TIDAK diam.
Tak Perlu Tunggu Panggung, Namun Ciptakanlah dan Jadilah Panggung Itu Sendiri.
Karena bisa jadi dentuman kecil yang kita ciptakan, akan menjadi madleen-madleen berikutnya, bahkan bisa menjadi taufan-taufan berikutnya. Dan dari sini, sejarah bisa berubah arah.
Setelah Madleen, Siapa Lagi?